Minggu, 31 Maret 2013

I was Ranked Last

Peringkat kelas ke: 41........ dari  41.... siswa
itulah yang terpampang di buku raport ku saat kelas 3 SMP smster II, 'yusli bisamu ...(apa yah ungkapan seorang temanku pada saat itu, intinya saya kelihatan baik-baik saja tidak nampak kelihatan sedih,, tp jujur sj dalam hati sih kayak kena petir jg),, saya saja ranking titttt (peringkat bawah jg) stresss meka' kurasa'  itulah comment salah satu temanku...keingat masa-masa SMP (lagi-lagi di Ummul Mukminin),, 

Beberapa hari yang lalu saya sempat dapat postingan beberapa teman dari UM mereka menceritakan pengalaman hidupnya (lebih tepatnya hidup kami, karena apa yang mereka ceritakan kami pun merasakannya). sangat menyenangkan membaca cerita-cerita mereka,, akhirnya saya pun kepikiran untuk membagi salah satu kisah hidupku selama di UM.

Saya tertarik untuk menceritakan kisahku saat menginjak kelas 2 SMP. Saat naik kelas 3 ada perputaran kelas, berhubung selama kelas 1 dan 2 saya mendapat peringkat lima besar dan akhir smster II kelas 2 saya mendapat peringkat 3 akhirnya hijrah lah saya dengan dua orang teman yg lain ke kelas 3A dari yang tadinya di kelas E. 

eng.ing.engggggg,,,, disinilah, di kelas inilah saya berada (kelas yang diberi nama doophen spy, seingatku, nak JB bener gk,,), di sekitaran siswi-siswi peringkat 1-3 (siswi yang ada di zona 10 besar kyaknya) dari semua kelas,, mmm lumayan kaget juga liat cara temanku belajar yang kayak kereta express non stop. 

Saking cepatnya mereka menangkap apa yang dijelaskan guru hingga saya(yang punya penyakit lemottt, ampe skrg kyknya belum ilang-ilang) menjadi malu bertanya kalau ada materi yang belum jelas (gimana nggak, kalau guru menjelaskan ntu teman-teman yang lain dah pada teriak-teriak menanggapi penjelasan guruku), saya selalu berpikiran kalau apa yang akan saya tanyakan mungkin pertanyaan bodoh pertanyaan yang sangat mendasar pada materi-materi tertentu yang seharusnya sudah saya kuasai sebelum masuk dalam kelas (hal ini ni yang gak boleh ditiru kawan-kawan sekalian, kalau emank belum ngerti tanyakan saja, untunglah prinsip ini yang saya pegang ketika d perkuliahan sehingga saya gak mengulangi kesalahan yang sama). 

Beberapa hari berlalu, beberapa ulangan harian pun telah saya lalui, dengan mendapat nilai yang sangat mengecewakan, remedial lagi-remedial lagi (gk semua mata pelajaran sih, ada beberapa mata pelajaran tertentu), akhirnya sampailah saya pada pemikiran bahwa saya tidak mau pusing lagi mau remedial tidak remedial (syukur) gak ada masalah (hal yang sangat-sangat tidak patut untuk ditiru (JANGAN DITIRU) 
Alhasil dari sekian ulangan harian, ulangan tengah semster sampai ulangan akhir semester,, tibalah saat penerimaan raport, dan muncul angka bersejarah dalam hidup ku angka '41'. 

Jujur aja ni, mungkin sampai saat ini ortu gk pernah tau klo sang anak pernah ranking terakhir di dalam kelas, untunglah gak ada kebiasaan ortu untuk mengecek raport sang anak (bukannya orang tua ku gk perhatian ma pendidikan saya, justru mereka sangat memeperhatikan pendidikan saya cuman bukan dengan cara mengecek apakah saya berada di peringkat 1, 2, ato 3 di dalam kelas, mereka (terutama emak ku) selalu berpesan tiap jenguk saya ato kalo nelpon selalu bilang belajar yang baik yah (ntu kata-kata kayak dah di stel otomatis,hehehe)..

Untungnya selama berada kelas ini semua teman-temanku org yang menyenangkan, lo gk bisa-bisa saya stresss berada di sana. Itulah kisah ku yang menyedihkan..(hiks.hiks.hiks... hahaha lebayyyy)  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

elong.kelong..